Kamis, 21 Januari 2010

Filosofi "TOKAI"

Sebagian orang belajar mengenai hidup pada karya tulis para filsuf-filsuf terkenal, pada petuah- petuah orang bijaksana yang dituakan. Sebagian orang lagi belajar mengenai filosofi hidup pada film-film atau buku-buku popular. Ada yang bilang Life is a box of chocolate, kita tidak pernah tau apa yang akan kita dapat. Ada yang mengibaratkan hidup itu seperti masuk ke toko buku dimana ada buku yang berisi ringan dan berisi berat. Ada yang bilang hidup itu adalah rangkaian proses pencarian kebahagiaan untuk kemudian melepaskan kebahagiaan yang lain. Macam-macam lah

Tapi pernahkah kita belajar hidup dari seonggok TOKAI?? Benda mati yang selalu ingin kita buang yang selalu ingin kita keluarkan dari dalam tubuh kita..
Cobalah belajar mengenai hidup dari seonggok TOKAI yang memiliki pendirian dan prinsip yang kokoh dan kuat dan menghargai betul jati dirinya. Sebuah TOKAI tidak pernah mempermasalahkan bentuk fisiknya, mau bulat, mau kotak atau bahkan mau berbentuk monaspun tetap saja dia disebut TOKAI yang memiliki sifat dan kesan yang sama. Mau berwana hitam, kuning, padat atau cairpun tetap saja ia akan di panggil TOKAI.

Sebuah TOKAI pun tidak pernah mempermasalahkan asal usul dirinya. Mau dari pantat sapi, pantat semut atau bahkan pantat seorang Jenderal pun tetap saja dia menyebut dirinya TOKAI yang minta dikeluarkan dari tubuh untuk kemudian dibuang dan di singkirkan. Pernahkah kamu melihat kumpulan TOKAI berkelahi didalam septitank hanya karena yang satu berasal dari tubuh Negro dan yang satu lagi berasal dari tubuh seorang kulit putih. Tentu tidak, mereka akan saling mendukung dan melebur jadi satu dalam larutan air tinja.

Sebuah TOKAI pun sangat menghargai jati diriya. TOKAI tidak penah malu untuk menunjukan jati dirinya sebagai sebuah benda yang mengeluarkan bau tidak sedap. TOKAI selalu memberikan kesan yang sama di setiap tempat yang ia singgahi dan dia tidak pernah mau merubah kesan bau itu. Bukankah kita tidak pernah bertemu dengan TOKAI yang sedang berbelanja deodorant hanya karena dia ingin terkesan wangi.

Jadi belajarlah mengenai hidup dari TOKAI yang tidak pernah membeda-bedakan asal usul warna kulit atau bahkan bangsa kita, tidak membedakan baik atau buruknya rupa kita. Belajarlah dari TOKAI yang selalu memberikan kesan yang sama pada setiap tempat yang dia lewati, Belajarlah dari TOKAI yang tidak pernah ingin menghilangkan jati dirinya. Tidak perlulah mau belajar sesuatu dari TOKAI, bukankah dia juga sempat jadi bagian dari diri kita. Renungi dan pandangilah TOKAI itu lalu siram perlahan.



"I love my past. I love my present. I'm not ashamed of what I've had, and I'm not sad because I have it no longer"

Jumat, 08 Januari 2010

the best i ever had

too gud to be true,..pathetic, yup..pas banget kata2nya utk gw, sometimes people do mistake, but dont make it twice..ga tau apa yg ada di pikiran gw saat ini, its mixed feelings..kesel, marah, kecewa, sedih, datar..

emg salah klo gw pengen seneng?
emg salah klo gw pengen bahagia?
emg salah klo gw pengen berbagi?
emg salah klo gw pengen diperhatiin?
emg salah klo gw pengen ga sakit?
emg salah klo gw pengen berasa keluarga lagi?

knp smuanya susah gw dapetin? knp smuanya ilang dr gw?